« »
« »
« »
Get this widget

Jumat, 13 Januari 2012

DAN ALAMPUN SUDAH TIDAK LAGI BERSAHABAT

Syair lagu Ebiet G Ade sudah tidak perlu ditenarkan lagi lewat tulisan ini, karena ia lebih tenar duluan. Kita tidak ingin membahas sebuah lagu di sini, akan tetapi hal ini murni dari sebuah kepedulian dan keprihatinan seorang penduduk bumi yang merasa sudah tidak nyaman lagi tinggal di atasnya. Bagaimana akan merasa nyaman jika bencana setiap saat mengancam tatanan kehidupan?

Bahwa kerusakan planet bumi yang berpengaruh pada kerawanan ancaman bencana itu sangat dominan diakibatkan oleh perbuatan manusia. Eksploitasi bumi yang lebih menonjolkan keserakahan dan kesewenang-wenangan dari para penguasa yang zalim kini telah memporak-porandakan mata rantai kehidupan makhluk hidup saat ini hingga ke depan. 

Ada banyak kesalahan sistem yang dipraktikkan oleh para pelaku eksploitasi bumi, baik dari segi kebijakan maupun kualitas SDM di lapangan yang tidak becus mengurusi bidang pemanfaatan energi bumi misalnya. Kesalahan kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah misalnya tentang Hak Penguasaan Hutan (HPH) yang dilimpahkan kepada para konglomerat telah mengundang kecemburuan sosial bagi masyarakat lainnya. Dengan demikian ketika penguasa yang memberikan kebijakan HPH tersebut runtuh, maka masyarakat umum berebut melakukan perambahan hutan. Akibatnya penggundulan hutan tidak terkendalikan yang imbasnya banjir dan longsor kerap mengancam kehidupan. 
Kelemahan kualitas SDM yang dipercaya menjadi ekskutor eksploitasi bumi telah menimbulkan kerugian yang lebih besar daripada manfaat yang diidamkan. Contoh kasus pengeboran yang dilakukan di daerah Porong, Sidoarjo yang mengakibatkan semburan lumpur yang menenggelamkan sebuah kabupaten. Bencana ini jelas-jelas terjadi karena ulah pelaku pengeboran, akan tetapi ketika menjadi sebuah kerugian maka tidak ada pihak manapun yang dijadikan bersalah.

Pemanasan Global
Pemakaian AC di kota-kota baik di gedung-gedung, rumah, perkantoran, pusat perbelanjaan, sekolah, kampus, maupun di kendaraan-kendaraan sudah merupakan kebutuhan primer. Bagaimana tidak, kini suhu bumi sudah seperti open-alat pembakar, keadaan ini belangsung sepanjang waktu tidak ada siang, sore, malam, atau pagi. Jika dahulu kita merasakan hawa sejuknya pagi, kini tidak ada lagi.
 
Pengeboran air yang kini sudah ada hingga kampung, desa, dan daerah terpencil telah banyak menggerus kantong-kantong persediaan air tanah dan mata air sumber kehidupun di pegunungan. Kedalaman pengeboran air yang dilakukan sangat sembrono, tidak ada aturan yang membatasinya. Hingga hal ini telah mengakibatkan pada kraisis air bersih di saat musim kemarau tiba. Konsekuensinya sudah jelas, jika air bersih tidak ada, maka aneka macam penyakit akan merajalela.

Gambaran paparan ini hanyalah gambaran kecil dari berbagai bencana yang timbul akhir-akhir ini bermuara pada keserakahan ulah manusia itu sendiri. Kerusakan dan akibat yang ditimbulkan ini sudah tidak ada lagi solusi, keculi saling berlomba mencari sisa-sisa sumber kesejukan hidup yang masih tersimpan di muka bumi ini.

Tidak ada komentar: