« »
« »
« »
Get this widget

Kamis, 19 April 2012

Kirim dulu Mamah Pulsa ke Nomor ini ........

Apakah iseng atau apa motifnya pesan singkat (SMS) yang minta dikirim pulsa termasuk perbuatan yang meresahkan banyak orang. Meskipun nilai yang mereka minta boleh dikatakan tidak seberapa, namun perbuatan ini dapat dikategorikan sebagai perbuatan yang tidak bermoral. Pada dasarnya masyarakat kita yang memiliki nomor sebuah kartu telepon, mayoritas sudah mengetahui bahwa SMS tersebut hanyalah sebuah iseng. Akan tetapi, ketika perbuatan tersebut dapat memancing kemarahan orang lain, dan si korban biasanya tidak tahan akan membalas SMS tersebut dengan cercaan atau makian. Disaat SMS tersebut dibalas, maka si pelaku jahil melakukan aksinya dengan menyedot pulsa si korban.
Kejahatan di negeri ini sudah banyak merajalela, target korban biasanya tidak pandang bulu tak terkecuali masyarakat lemah dan orang miskin. Salah satu media yang mereka gunakan adalah telepon seluler. Dengan kehadiran alat komunikasi HP ini banyak kejahatan dan dekadensi moral yang terjadi. Sisi positif dari alat komunikasi HP diakui sangatlah banyak, di mana banyak memberikan kontribusi berharga terhadap segala aktifitas dan mobilitas kehidupan mansusia. Segala urusan menjadi lebih mudah dengan bantuan HP. Di sisi lain HP juga dapat berdampak negatif dan bisa merusak segala sendi kehidupan. Misalnya : hubungan suami istri bisa berantakan gara-gara HP, pergaulan anak-anak remaja menjadi lebih bebas dengan HP. Alat kontrol orang tua dan pihak lembaga pendidikan sudah tidak lagi menjadi efektif jika harus bersaing dengan kecanggihan HP. 
Yang lebih membuat geram kebanyakan orang adalah dengan adanya aksi orang-orang yang tidak bermoral yang suka berbuat kejahatan dengan melancarkan aksi penipuan lewat SMS atau telepon. Alat komunikasi HP sebenarnya bisa dikontrol melalui pusat operator. Akan tetapi jika 250 juta penduduk Indonesia memiliki HP apakah pihak operator mampu untuk melakukan pengawasan? Alat kontrol tersebut di samping harganya cukup mahal terlebih lagi biaya untuk mengoperasikannya jelas membutuhkan dana yang cukup tinggi.
Tinggal kita kembali kepada pribadi kita masing-masing untuk saling menghargai dengan sesama, hilangkan prasangka buruk, kita junjung tinggi ikatan persaudaraan dan kebersamaan. Hidup tenang dan damai adalah idaman kita semua.

Minggu, 25 Maret 2012

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga MUI

AD/ART MUI di kalangan Dewan Pimpinan MUI sendiri dikenal dengan Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) MUI. Dengan demikian apabila kita melacak AD/ART MUI di internet akan kesulitan untuk menemukannya.Dalam hal ini saya ingin membatu siapa saja bagi yang membutuhkan AD/ART MUI dan/atau PD/PRT MUI berikut ini :

PEDOMAN DASAR
MAJELIS ULAMA INDONESIA
MUQADDIMAH
"Dan sesungguhnya umat-Mu ini adalah umat yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka mengabdilah kepada-Ku" (Al-anbiya-92)  
Bahwa ulama Indonesia menyadari keberadaannya sebagai ahli waris para nabi (waratsatul anbiya), pelayan umat (khadimul ummah), dan penerus misi yang diemban Rasulullah Muhammad SAW, senantiasa terpanggil untuk memberikan peran-peran kesejarahan baik pada masa penjajahan, pergerakan kemerdekaan dan seluruh perkembangan dalam kehidupan kebangsaan melalui berbagai potensi dan ikhtiar-ikhtiar kebajikan bagi terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridloi Allah SWT.
Ulama Indonesia menyadari, kemajemukan dan keragaman umat Islam dalam pikiran dan paham keagamaan merupakan rahmat bagi umat yang harus diterima sebagai pelangi dinamika untuk mencapai kebenaran hakiki. Sebab sikap menghormati berbagai perbedaan pikiran dan pandangan merupakan wasilah bagi terbentuknya kehidupan kolektif yang dilandasi semangat persaudaraan (ukhuwah), tolong menolong (ta'awun) dan toleransi (tasamuh).
Sebagai waratsatul anbiya', Ulama Indonesia menyadari, kewajiban untuk menegakkan kebenaran dan keadilan dengan cara yang baik dan terpuji adalah kewajiban bersama (fardlun jama'iy). Oleh karena itu, kepemimpinan umat Islam yang bersifat kolektif merupakan kewajiban (ijab al-imamah) dalam rangka mewujudkan masyarakat madani (khair al-ummah), yang menekankan nilai-nilai persamaan (al-musawah), keadilan (al-'adalah) dan demokrasi (syura).

Senin, 19 Maret 2012

Ketika Masyarakat Indonesia Enggan Menjadi RT

Di sebuah kampung negara Antahbrantah dikisahkan bahwa di lingkungan kelompok masyarakat, sang kepala suku mengumumkan kepada warganya bahwa ia akan mengundurkan diri dari jabatan kepala suku. Sontak para pemuka dan tokoh masyarakat yang ada berdiskusi kecil untuk segera melakukan sebuah musyawarah untuk memilih dan mengangkat kembali kepala suku yang baru. Dari hasil diskusi tersebut dapat diambil sebuah kesepakatan bahwa musyawarah akan dilaksanakan pada malam hari, mengingat para penduduk kebanyakan memiliki kesibukan di waktu siang. Undangan pun segera disebar, hingga tibalah saatnya waktu musyawarah dilaksanakan. Sebagai tanda panggilan kepada penduduk, di balai pertemuan tergantung sebuah kentogan. Seorang petugas punggawa segera memukul kentongan tersebut secara simultan dengan irama yang khas. 
Setelah menunggu sekian lama, yang hadir ke tempat pertemuan adalah tokoh masyarakat yang menyebarkan undangan dan petugas punggawa. Sedangkan setiap kepala keluarga seluruhnya diwakili oleh ibu-ibu. Tokoh pembuat undangan tersebut bertindak sebagai ketua panitia. Sang ketua panitia mengecek kehadiran masing-masing tugu atau kepala keluarga. Dari 33 tugu yang ada ternyata sudah hadir 32 tugu atau sudah sampai pada angka qourum, akan tetapi didominasi oleh kaum ibu.  Ketua panitia bertanya kepada ibu-ibu yang hadir, "Pada kemana bapak-bapaknya, mengapa yang hadir ibu-ibu semua?" Para ibu mengungkapkan alasan yang bervariasi. Alasan itulah, inilah dan sebagainya. 
Sang panitia kebingungan, maka terpaksa musyawarah pun terpaksan  dibatalkan. Karena untuk mengangkat seorang kepala suku di tingkat paling bawah lebih pantas dijabat oleh seorang laki-laki. Mengingat tugas-tugas yang harus dilaksanakan sangatlah berat, di antaranya memungut iuran, pajak, memimpin kerja bakti, menjadi panitia hajatan, motivator kegiatan sosiali keagamaan, menjadi pusat pengaduan masyarakat paling bawah, hingga dibentak-bentak dan disemoohkan oleh warganya sendiri. Sedangkan tunjangan kesejahteraan yang ia terima sangatlah tidak jelas.
Barangkali termasuk orang yang paling bodoh jika ada yang mau mendapat jabatan kepala suku seperti ini. Sementara pihak pemerintahan di atasnya seperti Adipati, Tumenggung, hingga Raja tidak pernah memperhatikan nasib kesejahteraan sang kepala suku ini. Sedangkan kapasitas mereka berada pada ujung tombak jalannya roda pemerintahan. Oleh karena itu, jelas sekali tidak akan pernah ada orang yang mau memangku jabatan kepala suku seperti ini.

Jumat, 16 Maret 2012

Menaikkan Harga BBM Pilihan tanpa Pilihan

Siapapun presidennya pasti di negeri ini akan dihadapkan  pada problem BBM. Bermain dengan harga BBM akan memicu pada keterpurukan menyeluruh kepada perubahan fundamental tatanan kehidupan sebuah bangsa. Apapun alasannya bahwa bermain-main dengan harga BBM akan berakibat pada depresi mental yang bersifat massal. Jika kaum muda mahasiswa mempunyai kesempatan untuk berteriak dan melampiaskan kekecewaannya, sedangkan rakyat kecil hanya berteriak dengan jeritan batin.

Jumat, 13 Januari 2012

DAN ALAMPUN SUDAH TIDAK LAGI BERSAHABAT

Syair lagu Ebiet G Ade sudah tidak perlu ditenarkan lagi lewat tulisan ini, karena ia lebih tenar duluan. Kita tidak ingin membahas sebuah lagu di sini, akan tetapi hal ini murni dari sebuah kepedulian dan keprihatinan seorang penduduk bumi yang merasa sudah tidak nyaman lagi tinggal di atasnya. Bagaimana akan merasa nyaman jika bencana setiap saat mengancam tatanan kehidupan?

Selasa, 22 November 2011

Pengedar Uang Palsu di Sekitar Kita

Warung kecil di sebuah desa yang terletak di kejauhan, sepi pembeli biasanya menjadi sasaran empuk bagi para pengedar uang palsu. Menurut pengalaman seorang wanita paruh baya yang pada suatu sore warungnya didatangi orang yang tidak dikenal. Ia memakai kendaraan sepeda motor yang berhenti di depan warung kecilnya. Ia membeli 2 liter bensin eceran dengan menyodorkan uang lembaran Rp 50.000,-. Eh, ternyata uang itu baru diketahuinya setelah ada pembeli lain yang belanja dengan uang Rp 100.000,- Ia memberi sebagian pengembalian uang itu dari uangnya yang diterima malam harinya. Si pembeli itu memberitahukan bahwa uang nominal Rp 50.000,- itu adalah uang palsu.

Rabu, 31 Agustus 2011

Ada Kejanggalan Pihak Pemerintah dalam Menentukan Idul Fitri 1432 H

Idul Fitri 1432 H sepertinya menjadi sebuah sejarah yang sedikit "lucu" soalnya di kampung kami sebagaimana sudah menjadi sebuah tradisi apabila malam menjalang Hari Raya Idul Fitri maka di masjid-masjid, langgar dan surau selalu mengumandangkan kalimat takbir semalam suntuk. Kejadiannya pada Senin malam, 28 Ramadhan/ Agustus 1432/2011 sekitar jam 19.30 seluruh masjid sudah mengumandangkan kalimat takbir. Sementara sebagian orang masih sibuk nonton televisi sambil menanti keputusan sidang istbat yang digelar oleh Kementerian Agama RI. Pada sekitar pukul 21.00 pemerintah mengumumkan bahwa Idul Fitri 1432 H jatuh pada keesokan harinya. Serta merta seluruh kumandang takbir berhenti (alasan taat pada instruksi pemerintah).